Permasalahan Sampah Laut
Sampah laut menjadi salah satu permasalahan lingkungan terbesar di dunia. Jambeck et al. (2015) menyatakan bahwa, sekitar 80% sampah di laut berasal dari daratan. Sampah ini bisa berasal dari aktivitas manusia sehari-hari, sistem pengelolaan sampah yang buruk, hingga kondisi geografis suatu wilayah yang memungkinkan sampah terbawa arus menuju laut. Kota-kota pesisir seperti Ambon memiliki tantangan tersendiri dalam mengatasi pencemaran laut akibat sampah yang terus menumpuk.

Dari Darat ke Laut: Bagaimana Sampah Bisa Sampai ke Laut?
Sampah yang berakhir di laut tidak hanya berasal dari aktivitas kelautan seperti perikanan atau pelayaran, tetapi juga dari berbagai sumber di darat. Beberapa faktor utama yang menyebabkan sampah dari darat bisa sampai ke laut antara lain:
1. Pengelolaan Sampah yang Kurang Optimal
Minimnya fasilitas pengelolaan sampah yang baik menyebabkan banyak sampah tidak tertangani dengan baik dan akhirnya berakhir di perairan. Menurut UNEP (2021), hanya sekitar 9% dari seluruh plastik yang diproduksi di dunia berhasil didaur ulang, sisanya mencemari lingkungan.

2. Faktor Alam Seperti Angin dan Hujan
Sampah ringan seperti kantong plastik dan botol bisa dengan mudah terbawa angin hingga ke sungai, yang kemudian bermuara ke laut. • Curah hujan yang tinggi juga bisa menyebabkan aliran air membawa sampah dari pemukiman dan tempat pembuangan sementara menuju perairan.

3. Perilaku Masyarakat
Kebiasaan membuang sampah sembarangan, terutama di sungai dan pantai, masih menjadi masalah besar. Dalam sebuah studi oleh World Economic Forum (2016), disebutkan bahwa perilaku konsumsi yang tinggi terhadap plastik sekali pakai menjadi penyebab utama meningkatnya pencemaran laut.

4. Kondisi Geografis Ambon
Sebagai kota pesisir, Ambon memiliki banyak sungai dan drainase yang langsung bermuara ke laut. Hal ini membuat sampah yang tidak dikelola dengan baik lebih mudah masuk ke ekosistem laut.

Bameti Sampah: Langkah Nyata di Ambon
Green Moluccas sebagai komunitas lingkungan di Ambon telah melakukan berbagai inisiatif untuk mengatasi permasalahan sampah, salah satunya melalui program Bameti Sampah. Kegiatan ini merupakan aksi membersihkan sampah di sekitar pesisir, terutama di area mangrove yang menjadi tempat penumpukan sampah akibat arus laut.

Proses Pelaksanaan Bameti Sampah
Bameti sampah dilakukan setiap 1-2 minggu sekali, tergantung kondisi pasang surut air laut. Fokus utama adalah mengumpulkan dan memilah sampah, terutama yang bernilai ekonomis untuk kemudian akan dikelola di Bank Sampah Ambon Hijau milik Green Moluccas. Volume sampah yang terkumpul dalam sekali kegiatan bisa mencapai 100-200 kg, dengan mayoritas berupa sampah plastik. Selain kegiatan bersih-bersih, masyarakat juga diberikan pelatihan tentang cara mengelola sampah rumah tangga menjadi produk bernilai, seperti pupuk kompos dan kerajinan tangan dari sampah plastik.

Tantangan yang Dihadapi
Tantangan yang dihadapi Green Moluccas dalam kegiatan bameti sampah ini antara lain ditemukan banyaknya sampah medis (Bahan Berbahaya dan Beracun/B3) yang seharusnya dikelola oleh pihak berwenang, tetapi sering ditemukan di pesisir. Selain itu, kurangnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan ini, serta rendahnya kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan.
Mengatasi Sampah Laut: Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Bameti Sampah adalah salah satu contoh aksi nyata yang bisa dilakukan untuk menjaga lingkungan, tetapi tentu saja ini bukan satu-satunya solusi. Setiap individu bisa berkontribusi dengan cara:
• Mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
• Membuang sampah pada tempatnya dan memilah sesuai jenisnya.
• Mengikuti kegiatan bersih-bersih lingkungan seperti Bameti Sampah.
• Menyuarakan pentingnya menjaga kebersihan laut melalui media sosial dan edukasi Masyarakat.
• Menabung sampah kalian pada bank sampah Ambon Hijau milik Green Moluccas.

Menjaga Laut, Menjaga Masa Depan
Sampah laut bukanlah masalah yang tak teratasi. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana sampah dari darat bisa berakhir di laut, serta langkah nyata seperti Bameti Sampah, kita dapat berkontribusi dalam menjaga ekosistem laut. Kesadaran dan partisipasi masyarakat menjadi kunci utama dalam upaya menjaga lingkungan agar tetap lestari. Selain mengurangi penggunaan plastik dan membuang sampah pada tempatnya, kamu juga bisa berkontribusi langsung dengan bergabung sebagai volunteer di Green Moluccas. Yuk, ikut bergerak bersama! Daftar sekarang di http://bit.ly/VolunteerGM dan jadilah bagian dari perubahan untuk lingkungan yang lebih baik. Karena menjaga lingkungan hari ini berarti menjaga masa depan generasi selanjutnya. Kalesang Lingkungan Par Ana Cucu
Mulai dari diri sendiri,
Mulai dari hal kecil,
Mulai dari sekarang.
Kalau bukan kita, siapa lagi?
Kalau bukan sekarang, kapan lagi?
Kalesang lingkungan par ana cucu.
Referensi
Jambeck, J. R., Geyer, R., Wilcox, C., Siegler, T. R., Perryman, M., Andrady, A., ... & Law, K. L. (2015). Plastic waste inputs from land into the ocean. Science, 347(6223), 768-771.
United Nations Environment Programme (2021). From Pollution to Solution: A global assessment of marine litter and plastic pollution. UNEP.
World Economic Forum (2016). The New Plastics Economy: Rethinking the future of plastics. WEF.
Editor: Irene Sohilait
Wow, this is a really good site, and I’m impressed with your guys’ remarkable work. You guys have done good research about the trash. Keep up the good work and God bless the Organization!
Thank you, Joando. We appreciate it. Let do the small things to our mother earth.