Mengapa Lamun Penting?
Lamun adalah tumbuhan berbunga laut yang tumbuh di perairan dangkal pesisir di seluruh dunia, dari daerah tropis hingga Lingkaran Arktik. Meskipun hanya menutupi 0,1% dari dasar laut, padang lamun memberikan layanan ekosistem yang sangat penting bagi kehidupan laut dan manusia.

Hari Lamun Sedunia diperingati setiap tanggal 1 Maret, dan penetapan ini didasarkan pada resolusi A/RES/76/265 yang diadopsi oleh Majelis Umum PBB pada Mei 2022. Tujuan dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong tindakan konservasi lamun di seluruh dunia.
Manfaat Lamun
Lamun memiliki manfaat ekologis dan ekonomis. Berikut merupakan beberapa manfaat lamun bagi kehidupan:
a. Habitat dan sumber makanan: Padang lamun menjadi tempat pembibitan bagi 20% perikanan terbesar dunia, serta habitat dan sumber makanan bagi berbagai spesies laut seperti ikan, kura-kura, kuda laut, dugong, dan invertebrata kecil.
b. Sebagai bioindikator pencemaran di perairan, terutama pada beberapa kandungan logam berat seperti Cu, Cd, Pb dan Zn.
c. Tempat pemijahan (Spawning ground).
d. Tempat pengasuhan (Nursery ground).
e. Tempat pembesaran (Rearing ground).
f. Tempat mencari makanan (feeding ground) bagi berbagai biota.
g. Sebagai produsen primer.
h. Penangkap sedimen
i. Pendaur zat hara (Kordi, 2011).
j. Peningkatan produktivitas perikanan: Keberadaan lamun mendukung produktivitas dan keanekaragaman ikan serta biota laut lainnya, dengan nilai ekonomi mencapai Rp20.579.103/ha/tahun.
k. Sumber bahan baku: Lamun dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk produk tradisional seperti pupuk, cerutu, mainan anak-anak, dan jaring ikan
Apa Saja Jenis Lamun di Perairan Teluk Ambon?
Berdasarkan penelitian dari LIPI (2019), terdapat 6 jenis lamun di perairan Teluk Ambon, yakni Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Halophila ovalis, Halophila minor, Cymonocea rotundata, dan Halodule pinifolia.

Lamun Dalam Bahaya
Dengan sejumlah manfaat yang dimiliki lamun, tentunya sangat bermanfaat bagi ekosistem dan makhluk hidup. Sayangnya, lamun saat ini dalam kondisi terancam. Padang lamun mengalami penurunan sebesar 2-5% per tahun. Selain itu, sejak abad ke-19, sekitar 29% sebaran lamun global telah menghilang. Faktanya, sejak tahun 1980, dunia kehilangan lamun sebesar lapangan bola setiap 30 menitnya. Hingga saat ini, kerusakan lamun global telah mencapai 58%. Kondisi ini sangat menyedihkan dan tentunya manfaat lamun juga akan hilang.
Ancaman Utama Lamun
Lamun menghadapi berbagai ancaman yang mengakibatkan berkurang dan rusaknya ekosistem lamun. Faktor alami yang memicu antara lain gelombang yang kuat, arus, badai yang dapat mencabut akar lamun, gempa bumi dan tsunami. Selain itu, perubahan iklim dan pemanasan laut juga turut memicu hilangnya ekosistem lamun.
Faktor lain yang memicu rusaknya ekosistem padang lamun yakni dari aktivitas manusia, seperti reklamasi dan pembangunan di pantai, penambangan pasir dan karang, sedimentasi, hingga pencemaran di laut dari limbah rumah tangga dan sampah.

Apa Yang Bisa Dilakukan?
Masa depan ekosistem lamun bergantung pada tindakan kolektif dari pemerintah, peneliti, masyarakat, dan individu. Kita bisa turut berkontribusi dalam menjaga ekosistem lamun dengan cara mengurangi penggunaan plastik dan polusi laut, mendukung pilihan makanan laut yang berkelanjutan.
Kalian juga dapat berpartisipasi dalam proyek konservasi lamun dan kegiatan bersih pantai, serta menyebarkan kesadaran tentang Hari Lamun Sedunia (1 Maret) dan perannya dalam keseimbangan ekosistem laut.
Selain itu, kalian juga dapat berkontribusi nyata terhadap lingkungan dengan turut serta dalam upaya konservasi Teluk Ambon bersama Green Moluccas. Caranya dengan menjadi volunteer dan bersama Green Moluccas melakukan aksi nyata untuk lingkungan di Maluku.
Dengan melindungi lamun, kita menyelamatkan keanekaragaman hayati laut, memerangi perubahan iklim, dan menjaga masyarakat pesisir. Saatnya bertindak—lamun sehat, planet sehat!
Mulai dari diri sendiri,
Mulai dari hal kecil,
Mulai dari sekarang.
Kalau bukan kita, siapa lagi?
Kalau bukan sekarang, kapan lagi?
Kalesang lingkungan par ana cucu.
Referensi:
Rugebregt, M.J., Matuanakotta, C., dan Syafrizal (2020). Keanekaragaman jenis, Tutupan Lamun, dan Kualitas Air di Teluk Ambon.
Jurnal Ilmu Lingkungan, 18(3), 589-594, doi:10.14710/jil.18.3.589-594
https://www.un.org/en/observances/seagrass-day
Kordi, K. M.G.H. 2011. Ekosistem Lamun (Seagrass). Jakarta:
Rineka Cipta