PELESTARIAN BAHASA MELAYU AMBON DI SEKOLAH ALAM

Bahasa Budaya Maluku

Maluku merupakan salah satu provinsi yang dikenal dengan keragaman bahasa daerah yang dimilikinya. Seperti yang kita ketahui bahwa di Maluku zaman sekarang ini anak  anak di Maluku sudah kehilangan jati diri dan budaya mereka.  Mengingat pentingnya bahasa ini sebagai bagian dari identitas budaya Maluku, divisi sekolah alam ingin menambahkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berfokus pada pelestarian bahasa Melayu Ambon.

Melestarikan bahasa Melayu Ambon penting karena beberapa alasan, baik dari segi budaya, identitas, maupun pengetahuan:

  1. Identitas Budaya dan Warisan Lokal: Bahasa adalah cerminan budaya dan sejarah. Bahasa Melayu Ambon merupakan bagian dari identitas budaya masyarakat Ambon. Dengan melestarikannya, kita menjaga keunikan dan kekayaan budaya lokal agar tidak hilang.
  2. Pengetahuan Lokal: Bahasa sering kali membawa pengetahuan yang unik terkait dengan cara hidup, ekologi, dan lingkungan sekitar. Misalnya, melalui bahasa Melayu Ambon, kita dapat memahami istilah-istilah atau konsep yang mungkin tidak ada dalam bahasa lain, termasuk kearifan lokal tentang alam dan budaya masyarakat setempat.
  3. Ancaman Kepunahan Bahasa: Bahasa-bahasa daerah di Indonesia menghadapi ancaman kepunahan karena penggunaan yang semakin berkurang dan pergeseran generasi yang lebih memilih bahasa nasional atau global. Melestarikan bahasa Melayu Ambon membantu mencegah hilangnya bagian penting dari keragaman linguistik di Indonesia.
  4. Kebanggaan Daerah: Melestarikan bahasa ini juga menumbuhkan kebanggaan masyarakat Ambon terhadap warisan mereka, serta memperkuat ikatan sosial antar generasi dan komunitas.

Mengapa Bahasa Melayu Ambon?

Bahasa Melayu Ambon telah menjadi bahasa penghubung di Maluku selama berabad-abad. Namun, dengan meningkatnya penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa asing, kekhawatiran akan punahnya bahasa ini semakin nyata. Sekolah Alam memiliki komitmen untuk menjaga  Bahasa Melayu Ambon tetap hidup di kalangan generasi muda, sehingga mereka tidak hanya berkomunikasi tetapi juga memahami nilai budaya yang terkandung di dalamnya.

.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *