Sebagai hutan mangrove paling padat dan luas di pulau Ambon, hutan mangrove Passo adalah tempat berharga untuk belajar tentang ekosistem mangrove yang unik. Di hutan mangrove Passo, terdapat setidaknya 9 jenis mangrove. Masing-masing jenis mangrove memiliki ciri khas tersendiri yang ikut berkontribusi terhadap jasa ekosistem dan keanekaragaman habitat mangrove. Dalam artikel ini, sobat Green Moluccas akan belajar tentang 5 jenis mangrove yang sering dijumpai di hutan mangrove Passo.
Rhizophora apiculata (Bakau minyak)
Mangrove ini ikonik sekali. Kalau diminta untuk menggambar sebuah pohon mangrove, kebanyakan orang akan menggambar pohon Rhizophora. Pohon-pohon genus Rhizophora mempunyai akar tunjang dan akar udara yang mencolok. Akar-akar itu berfungsi untuk menstabilkan pohon bakau minyak dari terjangan ombak dan badai.
Selain akarnya, Rhizophora apiculata bisa diidentifikasi melalui propagulnya yang penjangnya sekitar 20 cm dan hijau. Propagul bakau minyak bisa mengapung di air. Ketika sebuah propagul sudah besar, propagulnya jatuh dari pohon induk dan akan dibawa arus pasang surut ke tempat lain. Disana, propagulnya bisa tertancap di lumpur dan mulai tumbuh. Propagul-propagul ini seringkali dikumpulkan oleh tim Green Moluccas untuk melakukan pembibitan dan penanaman!
Heritiera littoralis (Dungun kecil atau lulun)
Bruguiera cylindrica (Bakau putih)
Sebagai kesimpulan, setiap jenis mangrove mempunyai ciri khasnya masing-masing. Biasanya, jenis-jenis ini bisa dibedakan dengan memperhatikan secara teliti bagian akar, daun, buah dan bunganya. Perbedaan-perbedaan tersebut juga berhubungan dengan peran ekosistem dari jenis mangrove masing-masing. Contohnya, akar Rhizophora apiculata lebih cocok untuk zona laut dan akar Heritiera littoralis lebih cocok untuk zona daratan. Jenis-jenis mangrove yang berbeda-beda ini juga menjadi habitat dan sumber makanan untuk biota mangrove.
Mangrove ini terdapat sepanjang garis pantai Afrika Timur, Laut Arab, Asia Selatan, Asia Tenggara dan Australia. Genus Avicennia sangat pintar beradaptasi sampai-sampai bisa bertahan hidup di banyak habitat yang berbeda. Biasanya, pohon api-api merupakan pohon mangrove di zona laut, yaitu bagian hutan mangrove paling dekat dengan laut. Api-api mempunyai toleransi tinggi terhadap garam yang memungkingkan pohon itu hidup sangat dekat dengan laut.
Daun api-api mempunyai dua warna di kedua sisinya. Di bagian atas, daunnya berwarna hijau dan teksturnya halus. Di bagian bawah, daunnya berwarna kecoklatan dan teksturnya kasar. Daunnya begitu karena api-api mengeluarkan garam melalui kelenjar di bagian bawah daun. Itu salah-satu siasat yang dipakai pohon mangrove untuk mengelola tingginya kandungan garam air laut.
Mangrove ini sedikit jarang ditemukan di hutan mangrove Passo, tapi dungun kecil adalah salah satu mangrove yang unik dan layak diapresiasi. Mangrove ini juga ditemui di seluruh Nusantara, Asia Tenggara dan Samudera Pasifik. Dungun kecil dinilai penting secara ekonomis dan budaya karena kayunya yang kuat. Bahkan ada yang memakai ranting-rantingnya sebagai sikat gigi dan biji dari buahnya sebagai obat diare. Berbeda dengan api-api, dungun kecil biasanya ditemukan di zona daratan hutan mangrove, yaitu daerah hutan yang lebih jauh dari laut. Dungun kecil tidak mampu bertahan di zona laut karena toleransi rendahnya terhadap air asin.
Dungun kecil dapat diidentifikasi dengan melihat bagian akar. Dungun kecil memiliki akar papan, yaitu akar besar yang menyerupai dinding penopang. Akar ini menjorok keluar pada bagian pangkal. Akar papan berfungsi untuk menopang pohon dewasa yang sangat tinggi. Walaupun dinamai dungun kecil, pohon ini bisa mencapai 25 m. Mirip seperti api-api, dungun kecil juga mempunyai daun bersisi dua. Bagian atasnya hijau dan bagian bawahnya kecoklatanAegiceras corniculatum (Gigi gajah)
Aegiceras corniculatum, atau gigi gajah, lebih kecil daripada mangrove-mangrove di atas. Di hutan mangrove Passo, tingginya gigi gajah tidak sampai 3 m. Selain ukurannya yang kecil, cara termudah untuk mengidentifikasi mangrove ini adalah dengan melihat buahnya. Buah gigi gajah menyerupai cabai yang melengkung, atau hampir seperti gigi gajah. Buah ini biasanya berwarna hijau keputihan dan kadang-kadang merah.
Sebuah fakta tentang Aegiceras corniculatum adalah bahwa kulit kayu mengandung senyawa beracun. Kulit kayu ini bisa ditumbuk dan dimanfaatkan nelayan sebagai racun ikan.
Di hutan mangrove Passo, Bruguiera cylindrica ditemui di zona daratan, atau lebih jauh dari laut, di belakang pohon bakau minyak dan api-api. Pohon bakau putih bisa diidentifikasi dari akar dan propagulnya. Seperti genus Avicennia, pohon genus Bruguiera juga memiliki akar pneumatophores yang memungkinkan pertukaran gas. Akar bakau putih dipanggil akar lutut karena lebih kuat dan tebal daripada akar pensil api-api. Propagulnya lebih kecil daripada propagul Rhizophora. Propagulnya juga kurus, hijau atau kemerahan dan kelihatan “bertopi” karena menempel pada kelopak bunga. Propagul muda bisa dikukus dan dimakan.Kesimpulan
Demikianlah artikel kali ini, teman-teman Green Moluccas. Semoga informasi ini bermanfaat bagi teman-teman yang tertarik pada mangrove. Jangan lupa untuk mencoba mengidentifikasi sendiri mangrove-mangrove tersebut ya!