Ambon, 2 September 2025 – Green Moluccas kedatangan tamu spesial dari PAUD Gideon dalam kegiatan Sahabat Masa Depan Anak untuk Mengenal dan Mengelola Sampah demi Bumi Masa Depan yang Lestari. Kegiatan ini dilaksanakan di Kantor Green Moluccas dan diikuti oleh 18 siswa, 18 orang tua, serta 4 guru.
Dipandu oleh Fricha F. P. Koloay, S.Pd, anak-anak diajak belajar seru tentang pentingnya menjaga bumi melalui pengelolaan sampah. Rangkaian kegiatan yang diberikan meliputi:
Pemutaran video animasi tentang hewan yang sedih karena sampah lalu gembira setelah lingkungannya dibersihkan.
Belajar memilah sampah dengan 3 jenis tempat sampah: Organik (hijau), Anorganik (kuning), dan Residu (merah). Penggunaan warna ini dipilih agar mudah dipahami secara visual oleh anak-anak.
Games interaktif, di mana setiap anak membawa sampah dari rumah untuk dipilah sesuai jenis yang sudah diajarkan.
Belajar menabung sampah, sebagai langkah kecil untuk keberlanjutan bumi yang lebih lestari.

Dari rangkaian empat kegiatan ini, ada pesan bertahap yang ingin ditanamkan kepada anak-anak. Pemutaran video animasi menjadi pintu masuk yang sederhana dan menyenangkan agar mereka bisa memahami dampak sampah terhadap hewan dan lingkungan di sekitar. Setelah itu, mereka diajak belajar memilah sampah, sebuah keterampilan praktis yang bisa langsung diterapkan di rumah dengan menggunakan kode warna pada tempat sampah.
Kegiatan berlanjut dengan games interaktif, yang bukan hanya membuat anak-anak lebih ingat tentang cara memilah sampah, tetapi juga menumbuhkan kebiasaan memilah sampah di rumah dan diolah dengan benar. Terakhir, melalui konsep menabung sampah, anak-anak diperkenalkan pada gagasan bahwa sampah memiliki nilai dan bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat. Dengan alur ini, anak-anak tidak hanya belajar tentang sampah sebagai masalah, tetapi juga tentang solusi nyata yang bisa mereka lakukan sejak usia dini.
Suara Anak-Anak
Beberapa kutipan polos namun penuh makna dari peserta kecil menjadi sorotan kegiatan ini:
- “Tempat sampah di rumah cuma 1, nanti pulang Kayla bilang mama bikin 3.” – Kayla, 4 tahun
“Sampah yang biasa beta buang, bisa jadi uang.” – Zavier, 3 tahun
“Kalo buang sampah di laut nanti ikan mati, lalu katong seng bisa makan ikan lai.” – Iel, 3 tahun
“Selain tabung uang celengan, bet bisa tabung sampah.” – Gino, 3 tahun
“Sampah plastik itu masuk di warna kuning (tempat sampah anorganik).” – Kellen, 3 tahun
Kegiatan ini menjadi bukti bahwa edukasi lingkungan sejak usia dini bisa menumbuhkan kepedulian sederhana yang berdampak besar bagi masa depan bumi.

Harapan untuk Anak PAUD se-Maluku
Harapannya, kegiatan edukasi sederhana ini tidak hanya berhenti di PAUD Gideon, tetapi bisa menjadi inspirasi bagi PAUD-PAUD lain di seluruh Maluku. Dengan memperkenalkan konsep pengelolaan sampah sejak usia dini, anak-anak dapat tumbuh menjadi generasi yang lebih peduli lingkungan, terbiasa memilah sampah, dan sadar bahwa tindakan kecil mereka berdampak besar bagi bumi. Semoga semakin banyak lembaga pendidikan anak usia dini yang mengadopsi pembelajaran serupa, sehingga budaya cinta lingkungan benar-benar mengakar sejak masa kanak-kanak.
Mulai dari diri sendiri,
Mulai dari hal kecil,
Mulai dari sekarang.
Kalau bukan kita, siapa lagi?
Kalau bukan sekarang, kapan lagi?
Kalesang lingkungan par ana cucu.
