Green Moluccas Hadir dalam FGD Kalesang Teluk Ambon & Implementasi Website Ambon Bay Care

Teluk Ambon adalah jantung kehidupan masyarakat kota, namun kini menghadapi tekanan besar akibat pencemaran, sedimentasi, dan degradasi ekosistem. Ambon, 28 Agustus 2025 – Untuk menjawab tantangan ini, Green Moluccas mendapat kesempatan berharga untuk hadir sebagai narasumer dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Kalesang Teluk Ambon dan Rencana Implementasi Website Ambon Bay Care (ABC) yang diselenggarakan oleh Pusat Kolaborasi (PKR) Ekosistem Perairan Indonesia Timur Universitas Pattimura bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Sesi pertama memotret kondisi ekosistem Teluk Ambon. 

Menyimak Kondisi Terkini Teluk Ambon

Sesi pertama memotret kondisi ekosistem Teluk Ambon. Data penelitian menunjukkan bahwa:

  • Terumbu karang mengalami penurunan tutupan hidup signifikan sejak 1987 hingga 2022, dipicu sedimentasi, pembukaan lahan, sampah, dan pencemaran.

  • Mangrove menghadapi tekanan akibat alih fungsi lahan, penebangan, hingga tumpukan sampah yang menempel hingga ke substrat.

  • Oseanografi Teluk memang unik, dengan waktu pembilasan cepat (maksimal 3 minggu), namun sampah plastik tetap menumpuk di titik transit utama: pesisir Amahusu–Eri dan Laha.

Para peneliti merekomendasikan langkah penting seperti rehabilitasi mangrove sesuai substrat, pembentukan rumah edukasi lingkungan, dan penanganan sampah di lokasi transit melalui beach clean-up serta perangkap sampah.

Sampah: Tantangan Bersama yang Mendesak

Sesi kedua mengangkat persoalan sampah sebagai masalah paling nyata di Teluk Ambon. Perwakilan pemerintah dan Green Moluccas sepakat bahwa volume sampah domestik yang tinggi, minimnya infrastruktur pengelolaan, serta kesadaran masyarakat yang rendah menjadi akar persoalan.

Beberapa solusi yang mengemuka antara lain:

  • Program “1 Desa 1 Bank Sampah” perlu diperluas dan didukung pendanaan yang jelas.

  • Edukasi lingkungan sejak dini, bahkan dimasukkan ke kurikulum lokal.

  • Inovasi pengolahan sampah (misalnya batako/paving block dari plastik).

  • Kolaborasi multipihak: pemerintah, komunitas, LSM, lembaga agama, hingga UMKM.

Green Moluccas dalam sesi ini menekankan pentingnya kolaborasi berbasis aksi nyata di lapangan, bukan hanya regulasi di atas kertas.

Ambon Bay Care (ABC): Teknologi untuk Partisipasi Publik

Sesi ketiga memperkenalkan Aplikasi Ambon Bay Care (ABC), sebuah platform digital yang memungkinkan masyarakat ikut memantau kondisi Teluk Ambon. Melalui aplikasi ini, masyarakat dapat melaporkan keberadaan sampah dengan foto ber-time stamp, mengakses data terkini ekosistem, hingga berkoordinasi untuk aksi konservasi.

Visinya jelas: “Working Together for Better Ambon Bay.” Aplikasi ini diharapkan menjadi jembatan antara masyarakat, akademisi, pemerintah, dan komunitas untuk mempercepat respons dan pengambilan keputusan.

Menyatukan Aksi, Menyelamatkan Teluk

FGD ini menyimpulkan bahwa permasalahan Teluk Ambon tidak bisa diselesaikan oleh satu pihak saja. Dibutuhkan sinergi pemerintah, akademisi, LSM, komunitas, dan masyarakat. Dari rehabilitasi mangrove, pengelolaan sampah, hingga pemanfaatan aplikasi digital, semuanya harus berjalan beriringan.

Bagi Green Moluccas, keterlibatan dalam forum ini adalah bagian dari komitmen untuk terus menghadirkan aksi nyata di Ambon. Karena menyelamatkan Teluk Ambon berarti juga menyelamatkan kehidupan dan masa depan generasi Maluku.

Mulai dari diri sendiri,
Mulai dari hal kecil,
Mulai dari sekarang.
Kalau bukan kita, siapa lagi?
Kalau bukan sekarang, kapan lagi?
Kalesang lingkungan par ana cucu.